SABTU NYUNDA DI KEBON AWI KAFFEE
13.57
Berapa kali
jalan-jalan ke Dago Pakar, berapa kali juga aku menanyakan hal yang sama ke si
suami setiap melewati sebuah tempat yang bernama “Kebon Awi”
Awi itu apa sih yank?
Untungnya suami gak
bosan berulang kali menjawab pertanyaan yang sama. Hehe~
Awi itu dalam Bahasa
Sunda artinya bambu.
Ehmmm.. penjelasan
dirasa masuk akal mengapa si pemilik menamakannya seperti itu jika dilihat dari
bagaimana look tempat itu dari jalan.
Dari luar terlihat
sebuah kafe minimalis yang terlihat dipenuhi dengan pohon bambu di halaman
belakangnya.
Sampai pada suatu
hari aku mendapat undangan di instagram untuk menyaksikan pertunjukan tari
topeng di Kebon Awi.
Ternyata Kebon Awi Kaffee bukan sekedar tempat ngopi seperti tempat lain pada umumnya seperti bayanganku selama ini. Tetapi adalah sebuah spot kuliner yang memadukan antara kafe yang modern dan resto nusantara dengan suasana alam.
Awi yang berarti bambu tidak hanya untuk ditunjukan dari suasana di kafe dan resto yang dihiasi lebih dari 85 macam pohon bambu ini. Tetapi juga terlihat dari pendopo, jembatan dan pegangan tangga yang dibangun dengan bahan dasar bambu.
Banyaknya benda seni berupa lukisan disini merupakan wujud kecintaan Ambu Ottih owner dari Kebon Awi Kaffee pada kesenian. Ambu Ottih sendiri merupakan salah seorang tokoh yang melestarikan kebudayaan Sunda, itu juga yang menjadi alasan kenapa unsur seni dan kebudayaan terasa sangat kental di Kebon Awi Kaffee. Gak heran kalau sering diadakan acara kebudayaan di kafe dan resto ini, seperti hari itu Ambu Ottih sengaja mengundang para blogger untuk mempertontonkan kebolehannya menarikan tari topeng yang merupakan tarian budaya Sunda yang mulai jarang dinikmati kaum millenial saat ini.
Tari Topeng sendiri bercerita tentang tingkatan watak manusia dalam yang masing-masing diwakili oleh 5 macam topeng yang dipakai berganti-ganti selama ditarikan.
Topeng berwarna putih yang biasa dijadikan lambang suci dan bersih dijadikan sebagai simbol pada saat manusia baru lahir sebagai bayi di dunia.
Topeng berwarna biru dilambangkan sebagai anak kecil yang baru mempelajari setiap benda lahiriah yang ditemuinya.
Topeng berwarna merah muda melambangkan manusia yang baru menginjak remaja dan masih mencari jati diri. Pada fase ini manusia masih bimbang, ragu, goncang dan belum memiliki pendirian yang tetap.
Topeng berwarna merah marun melambangkan manusia yang telah menemukan jati diri yang teguh dan mantap.
Ambu Ottih memainkan tari topeng dengan begitu bersemangat, piawai dan lincah. Hingga semua tamu kagum dan tak hentinya bertepuk tangan ketika Ambu Ottih menutup tariannya dengan membuka topeng terakhir dan memperlihatkan wajahnya yang geulis khas Sunda.
Kecintaan Ambu Ottih terhadap seni dan budaya dapat dirasakan dari acara yang diadakan #KebonAwiKaffee pada hari itu. Acara dikemas sedemikian rupa hingga terasa "SUNDA" banget!
Acara dibuka dengan pertunjukan kebudayaan Sunda yang sudah ada sejak turun temurun seperti kesenian musik dengan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bahan dasar bambu.
Pada sesi break makan siangpun, para pengunjung seolah diajak kembali ke masa kanak-kanak dengan beberapa kaulinan barudak Sunda yang sedah sangat jarang sekali ditemui di era digital saat ini.
Dan sebagai penutup rangkaian acara hari itu, kita juga bisa menikmati seni modern dalam bentuk musikalisasi puisi.
Acara yang diadakan di #kebonawicafe hari itu merupakan acara kesenian nusantara pertama yang aku hadiri dan juga menjadi pengalaman seru mempelajari seni dan kebudayaan Indonesia.
Karena budaya adalah roh suatu bangsa.
Bangsa tanpa budaya bagaikan manusia tanpa roh yaitu seperti bangkai yang dapat dijajah oleh bangsa lain.
X.O.X.O
Indah
Jordan's momma
0 comments